Ini lanjutan postingan sebelumnya Mencari Fungsi, Hukum dan Faktor “H”. Perlu diulas kembali bahwa dalam Ensiklopedia Indonesia yang terbit pada 1980an B.J. Habibie disebut melahirkan “fungsi, hukum atau teori Habibie”. Generasi masa kini perlu mempelajari apakah teori-teori tersebut memang ada. Pencarian teori ini dapat memperdalam pemahaman (juga kebanggaan?) mengenai sejarah sains dan teknologi Indonesia, khususnya penerbangan.
Saya menemukan frasa “The Habibie Model” dalam dokumen AGARDograph No. 231 (Fatigue Design of Fighters – Guidelines for Obtaining and Maintaining Adequate Fatigue Performance of Tactical Aircraft). Model tersebut diulas secara singkat dalam Chapter 4 Calculation Methods for Fatigue Life and Crack Propagation, sebuah bab yang ditulis oleh Dr.-Ing. Walter SchĂĽtz dari Industrieanlagen-Betriebsgesellschaft di Ottobrunn, Jerman. Dokumen ini diterbitkan oleh AGARD atau Advisory Group for Aerospace Research and Development, North Atlantic Treaty Organization (NATO), pada Januari 1978.
Link:
http://ftp.rta.nato.int/public/PubFullText/AGARD/AG/AGARD-AG-231/AGARD-AG-231.pdf
Dokumen AGARD No. 231 ini berisi panduan untuk menghitung atau memprediksi kelelahan (fatigue) yang dialami pesawat militer. Kelelahan banyak dialami pesawat karena strukturnya mendapat beban yang berulang, baik ketika terbang maupun ada di darat. Model-model matematika diusulkan untuk membantu memprediksi kapan pesawat atau strukturnya mengalami kegagalan akibat beban lelah. Model ini memerlukan keberadaan retak (crack) sebagai awalan (precursor) kegagalan tersebut. Ruang lingkup model-model ini adalah retak yang berada di suatu logam yang banyak dipakai di pesawat (Al2024, Al7075 atau sejenisnya).
Pesawat militer eksperimental Dornier Do 31 yang diproduksi Jerman Barat dengan menggunakan spesifikasi NATO
Dalam Bab 4 buku AGARD No. 231, bagian Methods to Calculate Fatigue Life in the Crack Propagation Period membahas mengenai metode untuk menghitung umur kelelahan dalam periode perambatan retak. Ada dua metode yang disarankan untuk dipakai, yaitu Persamaan Forman dan metode “rms” (root mean square). Ada juga metode-metode yang tengah dikembangkan saat itu (tahun 70an) yang mempunyai potensi besar karena mudah dipakai atau lebih akurat. Ada enam metode yang punya potensi besar, yaitu:
- Model Willenborg
- Model Wheeler
- Model Forman Relatif
- Model Habibie
- Model Fuchs dan Nelson
- Pengatupan Retak
Berikut terjemahan mengenai Model Habibie tersebut:
Model Habibie juga merupakan hipotesis akumulasi kerusakan relatif; model ini memerlukan data-data pengujian yang sebenarnya; jika dibandingkan dengan model Wheeler misalnya model Habibie secara cepat memperhitungkan efek perlambatan (retardation). Secara prinsip, model Habibie seharusnya lebih hebat dibandingkan model-model lainnya yang dibahas di sini. Akan tetapi, model Habibie lebih sulit ditangani dan memerlukan komputer besar. Model Habibie belum diperiksa secara luas dengan membandingkannya dengan hasil pengujian sehingga belum dapat disimpulkan secara pasti kehebatannya. Model Habibie pernah dibandingkan dengan hasil eksperimental (program) Schijve untuk 2024-T3 dan 7075-T6 (paduan aluminum) serta hasil eksperimental IABG untuk Ti6Al4V (paduan titanium). Dalam kedua program tersebut, skenario beban yang dialami sayap pesawat penumpang dipakai, dan banyak variasi seperti pemotongan, penghilangan pada tingkat beban maksimum dari g.t.a siklus juga diselidiki. Hasil prediksi dengan model Habibie cukup bagus. Tetapi, ketika skenario beban pesawat tempur dipakai, faktor perlambatan lain perlu dicari, dan hanya dapat diperoleh dengan eksperimen. Jadi, kita memerlukan pengalaman dan engineering judgement untuk dapat menerapkan model Habibie.
Model Habibie di atas diperoleh dari dua papernya:
Habibie, B.J. Eine Berechnungsmethode zum Voraussagen des Fortschritts von Rissen unter Beliebigen Belastungen und Vergleiche mil entsprechenden Versuchsergebnissen. Paper No. 71-111 at the Fourth Jahrestagung der DGLR, Bade-Baden, October 1971.
Habibie, B.J. Zur Theorie der Vorhersage des Fortschritts von Rissen bei komplexen Strukturen und ihre Anwendung. Paper J-342, Third Int. Congr. Fracture, Munich, April 1973.