Adzan adalah pengingat dan panggilan bagi muslim supaya sembahyang. Bagi saya, yang pernah hidup 25 tahun di Indonesia (di mana adzan adalah lantunan yang terjadwal), adzan adalah bukti pemerintah yang tak represif terhadap agama meski Indonesia cenderung sekuler. Di Bondowoso, kota masa kecil saya, lonceng gereja juga diperbolehkan berdenting tiap hari minggu. “Panggilan” massal untuk berdoa ini tak mengganggu; malah memperkaya bunyi di keseharian.
Lain halnya di Singapura. Seberapapun besar masjid dibangun di sini, tak 1 dB-pun bunyi adzan boleh dilantunkan. “Menganggu ketenangan,” kata seseorang. Meski muslim perlu pengingat sholat yang unik seperti adzan, tapi karena pemerintah tidak memahami esensi “adzan” maka adzan dilarang bunyi. Karena minoritas maka muslim di Singapura diam saja. Bergeming. Diam juga pilihan dan mereka membunyikan adzan lewat speaker dalam ruangan masjid saja: tak sampai keluar.
Satu-satunya (mungkin) masjid yang boleh membunyikan adzan adalah masjid Sultan di sekitar Arab Street. Masjid Sultan adalah masjid tertua kedua di Singapura dan dikategorikan national heritage. Oleh sebab itu, ia mendapat perkecualian.
Masjid Sultan, Kampung Glam, Singapura
Yang diijinkan berbunyi di Singapura, antara lain: bunyi memekakkan seperti creng-creng dan tabuh-tabuhan yang mengiringi barongsai, lagu-lagu ketika ada perkawinan Melayu, pukulan kayu sekelompok penyembah api yang berjubah putih seperti Ku Klux Klan (ini pernah saya saksikan sendiri di Bukit Panjang – entah agama apa), dan lainnya.
Sebentar lagi puasa. Saya sebenarnya kangen sekali dengan adzan. Di Bondowoso, sebelum buka puasa atau imsak, adzan dibunyikan setelah bunyi sirine branwir selama 1 menit.
Akhir kata: adzan pun kena “sensor” di Singapura.
Kalo masalah adzan, takbiran, dll yang berkaitan dengan syi’ar Islam, gak ada yang bisa nandingin tanh tumpah darah kita tercinta, lho Mas Arif.
Di negeri jiran inipun kalo pas hari raya, lantunan takbir dari corong masjid tak semeriah di negara kita.
ya sabar saja mas Arif.Singapura memang temannya yang merebut tanah Palestina.Semoga kebenaran Islam lambat-laun bisa tumbuh juga di Singapura
Apa kabarnya Mas Arief?
maaf lahir batin ya
Meski telat banget 😀
ini kayaknya bagus banget buat halamansatu.net…
sibuk banget ya
smg sukses selalu deh ya
gara-gara adzan ga’kedengaran, gw jadi masbuk tertinggal 1 rakaat.
Assalamualaikum Wr. Wbr.
Salam kenal dari Indonesia. baca-baca dulu ya